BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU


BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU

A.   BAHASA BAKU
Bahasa baku adalah ragam bahasa yang cara penggunaannya dan penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar.
Bahasa baku diambil dari bahasa yang biasanya digunakan oleh kalangan orang berpendidikan, karena bahasa inilah yang memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang paling lengkap dibandingkan dengan ragam bahasa lain. Selain itu, ragam bahasa kalangan berpendidikan ini dipakai oleh orang yang disorot masyrakat luas, seperti pejabat pemerintah, hakim, pengacara, wartawan, guru, dosen, pemimpin perusahaan, sastrawan, perwira, dan sebagainya.
Di Indonesia, pembakuan bahasa dilaksanakan oleh pemerintah, dalam hal ini oleh Pusat Bahasa(PB). Tidak menutup kemungkinan pihak lain, seperti penerbit, media massa, perguruan tinggi dan tetap mengacu pada pembakuan yang ditetapkan oleh PB.
Berkaitan dengan kapan ragam baku digunakan, Kridalaksana(1978) merumuskan empat situasi penggunaan bahasa baku sebagai berikut.

·  Digunakan dalam situasi resmi, yaitu dalam surat menyurat resmi, pengumuman yang dikeluarkan oleh instansi resmi, penamaan dan peristilahan resmi perundang-undangan dan sebagainya.
·        Digunakan dalam wacana teknis, yaitu dalam laporan resmi dan karangan ilmiah.
·  Digunakan dalam pembicaraan di depan umum yaitu dalam ceramah, kuliah, khotbah.
·        Digunakan saat berbicara dengan orang yang dihormati, yaitu orang yang lebih tua, lebih tinggi status social nya , atau orang yang baru dikenal.

1.     Fungsi Bahasa Baku
Bahasa baku didukung oleh empat fungsi, yaitu :
a.     Pemersatu
Bahasa baku menghubungkan semua penutur berbagai dialek sehingga bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa dan meningkatkan proses identitas penutur dengan seluruh masyarakatnya.
b.     Pemberi kekhasan
Berarti membedakan bahasa itu dengan bahasa lainnya sehingga bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang bersangkutan.
c.      Pembawa kewibaan
Bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui perolehan bahasa baku.
d.     Sebagai kerangka acuan
Bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui perolehan bahasa baku

2.     Ciri Bahasa Baku
Ragam bahasa baku standar atau bahasa baku memiliki ciri berikut.
a.     Kemantapan Dinamis
Kemantapan dinamis berupa kaidah dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat. Kaidah pembentukan yang menerbitkan bentuk dan perasa dan perumus dengan tepat asas harus dapat menghasilkan perajin dan perusak dan bukan pengrajin dan pengrusak. Kehomominan yang timbul akibat penerapan kaidah itu bukan alasan yang cukup kuat untuk menghalalkan penyimpangan itu.
Di pihak lain, kemantapan tidak baku(dinamis) tetapi cukup luwes sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosa kata dan peristilahan,dan mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan di dalam kehidupan modern. Misalnya pembentukkan kata yang diawali dengan huruf, KTSP, huruf tersebut luluh. Tetapi untuk kepentingan tertentu, bentuk dasar tinju dapat menjadi peninju(alat) dan petinju(profesi), yang terakhir juga pengacu pada pegolf,pebisnis,pelajar. Ragam bahasa baku yang baru dalam penulisan laporan ilmiah, undangan, percakapan telepon, penulisan berbasis multimedia perlu dikembangkan lebih lanjut.
b.     Kecerdasan
Kecerdasan bahasa diwujudkan dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkap penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Proses pencerdasan bahasa amat penting, karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini umumnya masih bersumber dari bahasa asing, harus dapat berlangsung melalui ragam bahasa baku bahasa Indonesia. Namun, karena proses berpikir secara cerdas bersifat semesta dan bukan monopoli suatu bangsa semata, pencerdasan bahasa Indonesia tidak perlu berarti pembakaran bahasa baku.
c.      Keseragaman
Keseragaman bahasa baku atau bahasa standar sampai batas tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaran ragam bahasa atau penyeragaman variasi bahasa.
3.     Pembakuan Penulisan Penamaan
Dalam konteks inilah Prof.Dr.Wardimn Djojonegoro sewaktu masih menjabat Mendikbut RI, memberi sumbangan yang sangat besar artinya, terhadap perkembangan bahasa Indonesia, khususnya dalam melaksanakan penertiban penulisan papan nama badan usaha. Kebijakan tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1995 dan sekaligus menyongsong 50 tahun Kemerdekaan RI.
Berikut ini dikemukakan beberapa ketentuan umum dalam penggunaan bahasa Indonesia serta pengalihan nama dan kata asing ke nama dan kata Indonesia pada tempat umum.
·  Bahasa yang digunakan ditempat umum, seperti pada papan nama, papan petunjuk, kain rentang, dan papan iklan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
·     Nama badan usaha, kawasan, gedung yang memerlukan penegesahan dari instansi pemerintah menggunakan bahasa Indonesia.
·   Nama asing badan usaha yang merupakan cabang badan usaha luar negeri dan nama merek dagang yang terdaftar dan mempunyai hak paten tetap dapat dipakai.
·        Pada setiap papan nama, papan petunjuk, kain rentang dan papan iklan digunakan tulisan/huruf latin.
·    Pada papan nama,papan petunjuk, kain rentang dan papan iklan, jika dianggap perlu, dapat dipakai bahasa asing yang harus dituliskan dibagian bawah bahasa Indonesia dengan huruf latin yang lebih kecil.
·     Penggunaan tulisan/ huruf diluar tulisan /huruf latin,jika dianggap perlu, dapat dibenarkan sepanjang untuk nama/lambing produk yang telah mendapat izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
·        Nama organisasi internasional yang bernaung dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan nama perwakilan diplomatic negara asing dapat tetap menggunakan tulisan/huruf dan bahasa asing menyertakan dalam bahasa Indonesia yang ditulis dengan huruf latin diatasnya.

B.   BAHASA TIDAK BAKU
Bahasa tidak baku merupakan kata yang dipakai tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Biasanya kata tidak baku sering dipakai pada saat percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Adapun faktor-faktor yang bisa mengakibatkan munculnya kata tidak baku, yang diantaranya yaitu sebagai berikut ini:
·        Yang memakai bahasa tidak memperbaiki kesalahan dari penggunaan suatu kata, itulah yang mengakibatkan kata tidak baku selalu ada.
·        Yang memakai bahasa dapat terpengaruh oleh orang-orang yang terbiasa memakai kata yang tidak baku.
·        Yang terakhir, yang memakai bahasa dapat terbiasa memakai kata tidak baku.
Contoh:
Saya membeli obat di apotik.
1.     Fungsi Bahasa Tidak Baku
Fungsi penggunaan bahasa tidak baku adalah untuk mengakrabkan diri dan menciptakan kenyamanan serta kelancaran saat berkomunikasi(berbahasa).
Sumber :
Agustinus,Indradi.2003.Cermat Berbahasa Indonesia:Dioma
Zaenal,Arifin.2004.Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan.Indonesia:Akademika Presindo
Rahayu,minto.2007.Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi.Jakarta:Grasindo

KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
KATA BAKU                                                  
  1. Aktivitas
  2. Atlet
  3. Cabai
  4. Februari
  5. Makhluk
  6. Mulia
  7. Izin
  8. Teknologi
  9. Kreativitas
  10. Lubang
  11. Teknik
  12. Modern
  13. Napas
  14. Provinsi
  15. Teladan
  16. Detail  
  17. Peduli
  18. Nasihat
  19. Maaf
  20. Gizi

KATA TIDAK BAKU
  1. Aktifitas
  2. Atlit
  3. Cabe
  4. Pebruari
  5. Mahluk
  6. Mulya
  7. Ijin
  8. Tehnologi
  9. Kreatifitas
  10. Lobang
  11. Tehnik
  12. Modern
  13. Nafas
  14. Propinsi
  15. Tauladan
  16. Detil
  17. Perduli
  18. Nasehat
  19. Ma’af
  20. Gisi

KALIMAT DARI BAHASA BAKU
  1. AKTIVITAS
Mahasiswa melakukan aktivitas senam setiap hari Jumat.
  1. ATLET
Pada 5 Maret 2017, atlet melakukan seleksi tingkat nasional di stadiun.
  1. CABAI
Banyak masyarakat mengeluh karena naiknya harga cabai.
  1. FEBRUARI
Pada 5 Februari 2017, mahasiswa melakukan praktek di laboratorium.
  1. MAKHLUK
Manusia, hewan,dan tumbuhan adalah makhluk hidup. Makhluk hidup memiliki ciri memerlukan makanan.
  1. MULIA
Guru adalah salah satu pekerjaan yang mulia.
  1. IZIN
Sila membuat surat izin mengemudi di kantor polisi.
  1. TEKNOLOGI
Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih saat ini menimbulkan efek positif dan negatif.
  1. KREATIVITAS
Pembelajaran tersebut bertujuan menumbuhkan kreativitas siswa SD.
  1. LUBANG
Pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan karena tidak memperhatikan jalan raya yang berlubang.
  1. TEKNIK
Victor adalah salah satu mahasiswa jurusan Teknik Elektro.  
  1. MODERN
Di era modern saat ini teknologi sangat berkembang dengan pesat.
  1. NAPAS
Manusia diajarkan selalu bersyukur atas napas kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
  1. PROVINSI
Nunukan adalah salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Utara.
  1. TELADAN
Guru membina karakter siswa untuk menjadi seorang yang teladan baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
  1. DETAIL
Mahasiswa diharapkan dapat mempresentasikan materinya secara detail.
  1. PEDULI
Siswa diajarkan untuk saling peduli terhadap sesama.
  1. NASIHAT
Orang tua tidak pernah bosan untuk memberikan nasihat kepada anaknya.
  1. MAAF
Mini meminta maaf kepada vira karena telah menuduhnya mencuri.
  1. GIZI
Adanya bantuan berupa uang tunai dan pengobatan kepada anak-anak yang menderita kurang gizi.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

FONOLOGI

HUBUNGAN ANTARA TEORI SASTRA, SEJARAH SASTRA DAN KRITIK SASTRA

Cinta Bahasa Indonesia